AL QUR’AN SEBAGAI KITAB PETUNJUK, PEDOMAN HIDU DAN OBAT
Makalah
Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Al –qur’an
Dosen
Pengampu : Prof.
Dr. H. Maragustam Siregar, M.A.
Oleh:
Badingati
Istinganah
12.410.261
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
بسم الله الر حمن الر حيم
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan
nikmat kepada kita semua dan shalawat beserta salam senantiasa kita curahkan
kehadirat Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabat serta para
pengikutnya yang setia pada sunahnya sampai ahkir zaman. Amin Ya Rabbal
‘Alamin.
Allah SWT menurunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi
manusia yang di dalamnya menjelaskan tentang segala sesuatu
sebagai pedoman bagi kehidupan sehari-hari. Maka seyogyanya setiap orang islam
harus senantiasa mempelajari dan mengkaji apa-apa yang ada didalamnya, karena
semakin banyak kita mengkaji Al-Qur’an maka akan semakin banyak kita menemukan
khazanah keilmuan yang ada didalamnya serta hikmah-hikmah yang belum kita dapat
sebelumnya. Diantara hikmsh dsn fungsi al’qur’an itu adalah al-qur’an sebagai
kitab petunjuk, pedoman hidup dan obat.
Ucapan terima kasih pemakalah ucapkan kepada:
1. Ibu
dan Bapak yang senantiasa mengiringi langkah pemakalah dengan do’a dan
dukungannya.
2. Prof. Dr. H. Maragustam Siregar, M. A. selaku Dosen
Pengampu Mata Kuliah Al-Qur’an,
3. rekan-rekan sesama mahasiswa Jurusan PAI Fakultas
Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
4. semua pihak yang, baik secara langsung maupun tidak
langsung, telah membantu terwujudnya makalah ini.
Pemakalah menyadari, makalah
ini sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, pemakalah senantiasa terbuka
menerima masukan untuk perbaikan makalah ini. Mudah-mudahan makalah sederhana
ini dapat membantu kelancaran kuliah kami khususnya, dan perkuliahan Al-Qur’an
umumnya. Amin..
Yogyakarta, 27 November 2012
Penyusun,
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA
PENGANTAR .............................................................................. ........ i
DAFTAR
ISI ............................................................................................. ...... iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1-2
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ............................................................................ 3
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Hidayah dan dalil-dalil Al-qur’an sebagai kitab petunjuk 4
a. Hidayah
I’tiqodiyah........................................................... 5
b. Hidayah
Thoriqiyah ........................................................... ....... 6
c. Hidayah
‘Amaliyah ........................................................... ....... 7
d. Hidayah
Fithriyah............................................................... ....... 8
B. Pengertian
dan dalil-dalil Al-Qur’an sebagai Pedoman
Hidup.........................................................................................
8-11
C. Pengertian
dalil-dalil Al-Qur’an sebagai obat........................... 12-15
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan
.......................................................................................... 16
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an adalah kitab Allah yang
diturunkan kepada Rasul-Nya Muhammad SAW, agar ia menentang manusia dengannya,
yang setiap ayatnya merupakan mukjizat. Al-Qur’an merupakan cahaya yang Allah
turunkan kepada Rasul-Nya agar ia mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju
jalan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.
Al-Qur’an adalah
undang-undang Tuhan yang Allah jadikan sebagai Syari’at yang abadi dan
undang-undang untuk selama-lamanya serta lampu yang senantiasa menerangi.
Allah SWT memilih orang-orang
tertentu dari hamba-hamba–Nya. Dia mengaruniai mereka potensi berupa kecerdasan
dan daya pemahaman serta menjadikan mereka cinta kepada keimanan, sehingga
mereka sangat mencintai kitab Allah, tekun membaca dan memahami penafsirannya.
Dengan itu mereka mampu mengungkapkan hal-hal yang masih samar, menjelaskan
makna-maknanya kepada manusia serta
mendekatkannya kepada hati sanubari hamba-hamba-Nya.
Allah SWT menciptakan manusia dan mengistimewakannya dari segenap makhluk-Nya yang lain dengan
nikmat akal yang dengannya dia dapat mengatur, meneliti dan berpikir tentang alam semesta yang ada
disekelilingnya, yang takpernah mengenal akhir dan tak pernah dikethui
permulaannya. Manusia dapat berpikir tentang benda yang ada disekitarnya yang diciptakan oleh
Sang Pencipta pertama,berupaya
memanfaatkannya lalu mendapatkan makanan, obat-obatan, pakaian, minuman, tempat
tinggal dan tempat berteduhnya.[1]
Manusia mampu mengkaji hakikat dan dalil-dalilnya yang menunjukkan adanya
Sang Pencipta alam semesta, Sangpemberi kehidupan dan berbagai kenikmatan ini,
Kekuasaanya dan ilmunya.
Sebagai kitab suci dan petunjuk, Al-Qur’an mempunyai dimensi untuk
dijadikan pegangan hidup dan penuntun arah bagi kaum muslimin dalam menjalani
kehidupannya. Al-Qur’an mengajak manusia untuk bertafakur (memikirkan ) dan bertadzakur (mengingat) akan
ciptaan Allah. Dengan adanya akal dan ilmu yang dimilikinya manusia dapat
dibedakan atas golongan yang berilmu dan golongsn orsng yang bodoh.
dalamAl-Qur’an Allah menjadikan ilmu sebagai barometer manusia untuk mencapai
derajat yang lebih tinggi (ulil albab).[2]
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah
fungsi al Qur’an sebagai kitab petunjuk?
2.
Bagaimanakah
fungsi al Qur’an sebagai pedoman hidup?
3.
Bagaimanakah
fungsi al Qur’an sebagai obat?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui
fungsi al Qur’an sebagai kitab petunjuk beserta
dalil-dalilnya
2.
Untuk mengetahui fungsi al Qur’an sebagai pedoman
hidup
beserta dalil-dailnya
3.
Untuk mengetahui fungsi al Qur’an sebagai obat
jasmani dan rohani beserta dalilnya
D.
Manfaat
penulisan
1.
Sebagai tambahan
khasanah keilmuan khususnya bidang Mata kuliah Al-Qur’an dan ilmu terkait
lainnya.
2. Sebagai
bahan refleksi diri dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’an khususnya bagi diri
penulis dan pembaca pada umumnya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Al-Qur’an sebagai Kitab Petujuk
1.
Pengertian Hidayah
Kata
Hidayah adalah dari bahasa Arab atau bahasa Al-Qur’an yang telah menjadi bahasa
Indonesia. Akar katanya ialah : hadaa, yahdii, hadyan, hudan, hidyatan,
hidaayatan. Khusus yang terakhir, kata hidaayatan kalau wakaf (berhenti) di
baca : Hidayah, nyaris seperti ucapan bahasa Indonesia. Hidayah secara bahasa
berarti petunjuk. Lawan katanya adalah : “Dholalah” yang berarti “kesesatan”. [3]
Hidayah adalah petunjuk Allah swt. terhadap makhluk-Nya tentang sesuatu
yang mengandung kebenaran atau sesuatu yang berharga dan membawa keselamatan.[4]
Secara istilah (terminologi), Hidayah ialah penjelasan dan petunjuk
jalan yang akan menyampaikan kepada tujuan sehingga meraih kemenangan di sisi
Allah.
Hidayah dalam Al-Quran sering diartikan dengan “petunjuk”. Namun,
hidayah sering kali pula diarahkan kepada amal-amal lahiriah dan kasat mata.
Padahal, amal-amal lahiriah itu merupakan dampak yang terjadi akibat adanya
hidayah yang menghujam dalam kalbu, karena hidayah yang demikian inilah yang
telah menyebabkan seseorang dapat melakukan amal-amal lahiriah secara sempurna.[5]
2. Macam-Macam Hidayah
Para Ulama besar Islam telah menjelaskan dengan rinci dan
mendalam perihal Hidayah/Hudan, khususnya yang diambil dari Al-Qur’an seperti
yang ditulis oleh Al-Balkhi dalam bukunya “Al-Asybah wa An-Nazho-ir”, Yahya
Ibnu Salam dalam bukunya “At-Tashoriif”, As-Suyuthi dalam bukunya “Al-Itqon”
dan Ibnul Qoyyim Al-Jawzi dalam bukunya “Nuzhatu Al-A’yun An-Nawazhir”.
Hidayah/Hudan
Dalam Al-Qur’an tercantum sekitar 171 ayat dan terdapat pula dalam 52 Hadits.
Sedangkan pengertian Hidayah / Hudan dalam Al-Qur’an dan Hadits terdapat
sekitar 27 makna. Di antaranya bermakna : penjelasan, agama Islam, Iman
(keyakinan), seruan, pengetahuan, perintah, lurus/cerdas, rasul /kitab,
Al-Qur’an, Taurat, taufiq/ketepatan, menegakkan argumentasi, Tauhid/ mengesakan
Allah, Sunnah/Jalan, perbaikan, ilham/insting, kemampuan menilai, pengajaran,
karunia, mendorong, mati dalam Islam, pahala, mengingatkan, benar dan
kokoh/konsisten.
Dari
27 pengertian tersebut di atas, sesungguhnya Hidayah secara umum, terbagi
menjadi empat bagian utama, yaitu:
a. Hidayah I’tiqodiyah (Petunjuk
Terkait Keyakinan Hidup)
Allah berfirman yang artinya:
إِنْ تَحْرِصْ عَلَىٰ هُدَاهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ يُضِلُّ
ۖ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ
“Jika kamu sangat mengharapkan agar mereka dapat petunjuk (keyakinan hidup), maka sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang yang disesatkan-Nya, dan sekali-kali mereka tiada mempunyai penolong”. (Q.S. An-Nahl : 37)
“Jika kamu sangat mengharapkan agar mereka dapat petunjuk (keyakinan hidup), maka sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang yang disesatkan-Nya, dan sekali-kali mereka tiada mempunyai penolong”. (Q.S. An-Nahl : 37)
dan Allah juga berfirman, yang artinya:
وَقَالَرَجُلٌمُّؤْمِنٌمِّنْ
آلِفِرْعَوْنَيَكْتُمُإِيمَانَهُأَتَقْتُلُونَرَجُلًا أَنيَقُولَرَبِّيَاللَّهُ
وَقَدْجَاءكُمبِالْبَيِّنَاتِمِن
رَّبِّكُمْوَإِن يَكُكَاذِبًافَعَلَيْهِكَذِبُهُوَإِن
يَكُصَادِقًايُصِبْكُمبَعْضُ
الَّذِييَعِدُكُمْإِنَّاللَّهَ لَايَهْدِيمَنْ هُوَمُسْرِفٌكَذَّابٌ
|
|
“Dan
seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Firaun yang
menyembunyikan imannya berkata: “Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki
karena dia menyatakan: “Tuhan Penciptaku ialah Allah, padahal dia telah datang
kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhan Penciptamu. Dan jika
ia seorang pendusta maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu; dan
(tetapi) jika ia seorang yang benar niscaya sebagian (bencana) yang
diancamkannya kepadamu akan menimpamu”. Sesungguhnya
Allah tidak memberikan petunjuk (hidayah) kepada orang-orang yang melampaui
batas lagi pendusta (penolak kebenaran yang datang dari-Nya)”. (Q.S.
Al-Mu’min: 28)
b. Hidayah Thoriqiyah (Petunjuk
Terkait Jalan Hidup, yakni Islam yang
didasari
Al-Qur’an dan Sunnah Rasul Saw)
seperti firman Allah,
لِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا هُمْ نَاسِكُوهُ ۖ فَلَا يُنَازِعُنَّكَ
فِي الْأَمْرِ ۚ وَادْعُ إِلَىٰ رَبِّكَ ۖ إِنَّكَ لَعَلَىٰ هُدًى مُسْتَقِيمٍ
“Bagi tiap-tiap umat telah Kami
tetapkan syariat tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali
mereka membantah kamu dalam urusan (syariat) ini dan serulah kepada (agama)
Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar
berada pada jalan yang lurus (Islam)”.
(Q.S. Al-Hajj: 67)
atau seperti firman Allah,
إِنْ هِيَ إِلَّا أَسْمَاءٌ سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ
وَآبَاؤُكُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ ۚ إِنْ يَتَّبِعُونَ
إِلَّا الظَّنَّ وَمَا تَهْوَى
الْأَنْفُسُ ۖ وَلَقَدْ جَاءَهُمْ مِنْ رَبِّهِمُ
الْهُدَىٰ
“Itu tidak lain hanyalah
nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengada-adakannya; Allah tidak
menurunkan suatu keterangan pun untuk (menyembah) nya. Mereka tidak lain
hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu
mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk (Islam/ Al-Qur’an) kepada mereka
dari Tuhan mereka”. (Q.S.
An Najm:
23)
c. Hidayah ‘Amaliyah (Petunjuk
Terkait Aktivitas Hidup)
seperti firman Allah, :
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ
وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِين
Dan orang-orang yang berjihad untuk
(mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka
jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang
berbuat baik.” (Q.S. Al-Ankabut: 69)
d. Hidayah Fithriyah (Fitrah).
Hidayah
Fithriyah ini terkait dengan kecenderungan alami yang Allah tanamkan dalam diri
manusia untuk meyakini Tuhan Pencipta, mentauhidkan-Nya dan melakukan hal-hal
yang bermanfaat untuk diri mereka. Realisasinya tergantung atas pilihan dan
keinginan mereka sendiri. Sumbernya adalah Qalb (hati nurani) dan akal fikiran
yang masih bersih (fithriyah) sebagaimana yang dialami oleh Nabi Ibrahim. Allah
menjelaskan dalam firmannya:
فَلَمَّا رَأَى الْقَمَرَ بَازِغًا
قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَئِنْ لَمْ يَهْدِنِي رَبِّي
لأكُونَنَّ مِنَ
الْقَوْمِ الضَّالِّينَ
Kemudian tatkala dia melihat
bulan terbit dia berkata: “Inilah Tuhanku”. Tetapi setelah bulan itu terbenam
dia berkata: “Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku,
pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat”. (Q.S. Al-An’am: 77)
B. Pengertian Al-qur’an Sebagai Pedoman Hidup
Al-Quran
dapat menjelaskan sebagai buku pedoman hidup manusia. Al-Quran, bahkan dibuat
langsung oleh Pencipta Alam Semesta, Allah SWT sebagai panduan dan tuntunan
yang dijaga keaslian isinya hingga akhir zaman. Al-Quran sebagai pedoman mampu
untuk menjawab hal-hal fundamental dalam menjalani hidup, seperti tujuan hidup
dan penciptaan manusia misalkan. Saya yakin, mereka yang mencapai kebahagiaan
hidup adalah mereka yang tahu dan mampu mencapai apa sesungguhnya tujuan
manusia itu sendiri oleh Allah SWT.
Kita meyakini al Qur’an sebagai
pedoman hidup, karenanya kita memperingati nuzulul Qur’an
dengan cara yang bersih, dengan tilawah siang dan malam satu sampai tiga
juz setiap hari sehingga jiwa kita merasa tenang dan damai
Al
Qur’an sebagai pedoman hidup setidaknya emuat empat hal:[6]
1. Pertama
pedoman al Qur’an yang jelas tentang Tuhan “Wa ilaahukum ilaa hun Wahid laa
ilaa hailaahun”(Tuhan kamu ialah Tuhan yang satu) tidak terbuat dari
bahan-bahan, tidak terdiri dari oknum-oknum
bukan tiga Tuhan, atidak ada Tuhan selain Dia.
2. Tentang
kehidupan bermasyarakat, seperti yang disebut dalam surah al-Hujurat ayat 13
يَا أَيُّهَا
النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا
وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ
عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
Yang
artinya : Wahai manusia kami ciptakan kamu bersuku-suku, berbangsa-bangsa agar
kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling tinggi disisi Allah ialah yang paling bertakwa.
Ibnu
Abi Mulaikah meriwayatkan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan
orang-orang yang mngecam Billal ketika ia naik ketas ka’bah untuk
mengumandangkan adzan setelah pembebasan kota Makkah “Bagaimana mungkin budak
hitam ini mengumandangkan adzan diatas ka’bah?” “Sebagian lain berkata, “Apakah
Allah akan murka jika bukan ia yang
mengumandangkan adzan?” (HR.. Ibnu Abi Hatim)[7]
3. Akhlak dan tata
krama, yang sekarang jarang sekali dimiliki oleh generasi muda, bahkan mungkin
jarang.
Al-Qur’anul
karim diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang ummi yang tidak bisa mebaca dan
menulis. Didalamnya terdapat ayat-ayat bagi kaum- kaum yang mau menggunakan
akalnya. Al-Qur’an tidak meninggalkan yang kecil apalagi yang besar kecuali
mencatatnya. Bahkan memperhatikan hal pada wilayah kerajannya baik secara
zahirmaupun batil,memaparkan dalil tentangnya. Tiada satupun perkara baru yang
dibuat manusia, demikian pula ilmu pengetahuan manusia tanpa kecuali pasti ada
dalilnya didalam Al-Qur’an.[8]
Ayat-ayat
Allah yang diturunkan kepada umat manusia sebagai tanda-tanda seringkali
diabaikan dan dianggap dusta belaka. Anehnya orang-orang yang berbua seperti
itu adalah orang-orang yang tahu bahwa
perbuatan itu salah. Dan Allah menjadi saksi atas apa yang mereka lakukan. Seba
ketika manusia melakukan suatu hal yang baik menurutnya, belum tentubaik dimata
Allah SWT. [9]
Manusia
akan memperoleh kejelasan tentang hal
ini dengan ilmu pengetahuannya,ijtihadnya, dan pertambahan pengetahuan dan ilmunya
terhadap alam semestanya menurut kemampuan masing- masing dan kemampuannya
sendiri.[10]
C. Pengertian dan Dalil- Dalil Al-Qur’an Sebagai Obat
Obat adalah bahan-bahan yang digunakan, baik didalam maupun diluar
permukaan tubuh dengan tujuan untuk menyembuhkan, meringankan atau mencegah
penyakit[11]
Pengertian Al-Qur’an sebagai obat disini tidak hanya
sebagai obat lahiriah tetapi juga secara batiniah.
Telah disebutkan didalam Al-Qur’an al-Karim padasejumlah
ayat kata-kata yang didalamnya terkandung unsur nabati yang biasa dikonsumsi
oleh manusia dan hewan dalam makanannya dan obat-obatannya, ilmu modern sudah
menyatakan manfaatnya dan nilai pentignya sebagaimana dia juga memaparkan
sebagaimana dia juga memaparkan adanya
pembgian tumbuhan dan organ-organ tubuhnya. Didalam al-qur’an juga
didapati dalil-dalil yang menunjukkansikls kehidupan tumbuhan . Selain itu juga ada ayat-ayat yang menuturkan
beberapa macam unsur nabati yang biasa dikonsumsi sebagai obat yang secara umum
dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar berikut ini : [12]
Pertama :
Al-Qu’an bericara tentang tanaman
ladang, macamnya, hasil produksinya, biji-bijian dan tanaman hijau.terdapat
dalam surah al-baqarah ayat: 61
Kedua :
Al-Qur’an menyebutkan pepohonan,
bagian-bagiannya dan buah-buahan. Terdapat dalam surat l- al-an’am ayat:95
Salah satu fungsi Al Qur'an adalah sebagai obat
(syifa) atau penawar dan penangkal segala macam jenis penyakit, baik penyakit
rohani maupun jasmani.
Termasuk pula penangkal gangguan jin, syetan atau
sihir.
Oleh karena itu, hendaknya seorang muslim usahakan senantiasa membaca wirid harian, yaitu membaca Al Qur'an setiap hari.
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلا خَسَارًا
Artinya:
"Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian."
Oleh karena itu, hendaknya seorang muslim usahakan senantiasa membaca wirid harian, yaitu membaca Al Qur'an setiap hari.
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلا خَسَارًا
Artinya:
"Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian."
(QS.Al-Israa:82).
“Dan Kami turunkan
dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman dan Al-Qur`an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang dzalim
selain kerugian.” (Al-Isra`: 82)
“Penyembuh.” Penyembuh yang dimaksud di sini
meliputi penyembuh atas segala penyakit, baik rohani maupun jasmani,
sebagaimana yang akan dijelaskan dalam tafsirnya. Penjelasan Tafsir Ayat
Ibnu Katsir berkata:
Ibnu Katsir berkata:
“Allah
mengabarkan tentang kitab-Nya yang diturunkan kepada Rasul-Nya , yaitu
Al-Qur`an, yang tidak terdapat kebatilan di dalamnya baik dari sisi depan
maupun belakang, yang diturunkan dari Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji,
bahwa sesungguhnya Al-Qur`an itu merupakan penyembuh dan rahmat bagi kaum
mukminin. Yaitu menghilangkan segala hal berupa keraguan, kemunafikan,
kesyirikan, penyimpangan, dan penyelisihan yang terdapat dalam hati.
Al-Qur`an-lah yang menyembuhkan itu semua. Di samping itu, ia merupakan rahmat
yang dengannya membuahkan keimanan, hikmah, mencari kebaikan dan mendorong
untuk melakukan-nya. Hal ini tidaklah didapatkan kecuali oleh orang yang
mengimani, membenarkan, serta mengikutinya. Bagi orang yang seperti ini,
Al-Qur`an akan menjadi penyembuh dan rahmat.[13]
Al-Qur`an Menyembuhkan
Penyakit Jasmani
Suatu hal yang menjadi keyakinan setiap muslim bahwa Al-Qur`anul Karim diturunkan Allah untuk memberi petunjuk kepada setiap manusia, menyembuhkan berbagai penyakit hati yang menjangkiti manusia, bagi mereka yang diberi hidayah oleh Allah dan dirahmati-Nya. Namun apakah Al-Qur`an dapat menyembuhkan penyakit jasmani?
Dalam hal ini, para ulama menukilkan dua pendapat: Ada yang mengkhususkan penyakit hati; Ada pula yang menyebutkan penyakit jasmani dengan cara meruqyah, ber-ta’awudz, dan semisalnya. Ikhtilaf ini disebutkan Al-Qurthubi dalam Tafsir-nya. Demikian pula disebutkan Asy-Syaukani dalam Fathul Qadir, lalu beliau berkata: “Dan tidak ada penghalang untuk mem-bawa ayat ini kepada dua makna tersebut.” (Fathul Qadir, 3/253)
Suatu hal yang menjadi keyakinan setiap muslim bahwa Al-Qur`anul Karim diturunkan Allah untuk memberi petunjuk kepada setiap manusia, menyembuhkan berbagai penyakit hati yang menjangkiti manusia, bagi mereka yang diberi hidayah oleh Allah dan dirahmati-Nya. Namun apakah Al-Qur`an dapat menyembuhkan penyakit jasmani?
Dalam hal ini, para ulama menukilkan dua pendapat: Ada yang mengkhususkan penyakit hati; Ada pula yang menyebutkan penyakit jasmani dengan cara meruqyah, ber-ta’awudz, dan semisalnya. Ikhtilaf ini disebutkan Al-Qurthubi dalam Tafsir-nya. Demikian pula disebutkan Asy-Syaukani dalam Fathul Qadir, lalu beliau berkata: “Dan tidak ada penghalang untuk mem-bawa ayat ini kepada dua makna tersebut.” (Fathul Qadir, 3/253)
Pendapat ini semakin ditegaskan Syaikhul Islam Ibnul
Qayyim dalam kitabnya Zadul Ma’ad: “Al-Qur`an adalah penyembuh yang sempurna
dari seluruh penyakit hati dan jasmani, demikian pula penyakit dunia dan akhirat.
Dan tidaklah setiap orang diberi keahlian dan taufiq untuk menjadikannya
sebagai obat. Jika seorang yang sakit konsisten berobat dengannya dan
meletakkan pada sakitnya dengan penuh kejujuran dan keimanan,
penerimaan yang sempurna, keyakinan yang kokoh, dan menyempurna-kan syaratnya,
niscaya penyakit apapun tidak akan mampu menghadapinya selama-lamanya.Maka
tidak satu pun jenis penyakit, baik penyakit hati maupun jasmani,
melainkan dalam Al-Qur`an ada cara yang mem-bimbing kepada obat dan sebab
(kesembuhan) nya.” (Zadul Ma’ad, 4/287).[14]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Hidayah/Hudan
Dalam Al-Qur’an tercantum sekitar 171 ayat dan terdapat pula dalam 52 Hadits.
Sedangkan pengertian Hidayah / Hudan dalam Al-Qur’an dan Hadits terdapat
sekitar 27 makna. Di antaranya bermakna : penjelasan, agama Islam, Iman
(keyakinan), seruan, pengetahuan, perintah, lurus/cerdas, rasul /kitab,
Al-Qur’an, Taurat, taufiq/ketepatan, menegakkan argumentasi, Tauhid/ mengesakan
Allah, Sunnah/Jalan, perbaikan, ilham/insting, kemampuan menilai, pengajaran,
karunia, mendorong, mati dalam Islam, pahala, mengingatkan, benar dan
kokoh/konsisten.
Kita meyakini al Qur’an sebagai
pedoman hidup, karenanya kita memperingati
nuzulul Qur’an dengan cara yang
bersih, dengan tilawah siang dan malam satu sampai tiga juz setiap hari
sehingga jiwa kita merasa tenang dan damai.
Salah
satu fungsi Al Qur'an adalah sebagai obat (syifa) atau penawar dan penangkal
segala macam jenis penyakit, baik penyakit rohani maupun jasmani.
Termasuk
pula penangkal gangguan jin, syetan atau sihir.
Oleh karena itu, hendaknya seorang muslim usahakan senantiasa membaca wirid harian, yaitu membaca Al Qur'an setiap hari.
Oleh karena itu, hendaknya seorang muslim usahakan senantiasa membaca wirid harian, yaitu membaca Al Qur'an setiap hari.
Daftar Pustaka
Tohari, Hamien Islam, Rahmat bagi
alam semesta : Untaian ceramah penyejuk hati, Jakarta : Alifia Book, 2009
Fakhrudin Ali dkk, Tafsir Al-Hidayah
:Al-Qur’an Tafsir Per Kata Tajwid kode angka ,Banten : Kalim, 2000
Mahran Jamaludin dkk, Al-Qur’an bertutur tentang makanan dan
obat- obatan Yogyakarta: Mitra Pustaka,2006
Qardhawi Yusuf, Al-qur’an berbicara tentang
akal dan ilmu pengetahuan Jakarta:
Gema insani,1998
Shihab ,M Quraish, Tafsir
Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran, Jakarta:Lentera Hati,2002
Enslikopedia, (Yogyakarta: Kanisius,1991)
http://rumaysho.com/belajar-islam/tafsir-al-quran/3236-al-quran-sebagai-obat-hati.html
diakses pada sabtu
08 Desember
2012 pukul 10.30
WIB
http://onlinehidayah.wordpress.com/2011/10/12/pengertian-dan-macam-macam-hidayah-secara-umum/
diakses pada rabu
19 September 2012 pukul 12:49 WIB
[1] Jamaludin Mahran dkk, Al-Qur’an bertutur
tentang makanan dan obat- obatan (Yogyakarta: Mitra Pustaka,2006) hal. 21
[2] Yusuf Qardhawi, Al-qur’an berbicara tentang
akal dan ilmu pengetahuan ( Jakarta: Gema insani,1998) hal. 7
[5] M
Quraish, Shihab Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran, (Jakarta:Lentera
Hati,2002), hal 125
[6] Hamiem Tohari, Islam Rahmat bagi alam
Semesta: Untaian ceramah Penyejuk hati (Jakarta:Alifia Book, 2005) hal.51
[7] Ali Fakhrudin, Siti Irhamah, Tafsir Al-Hidayah
:Al-Qur’an Tafsir Per Kata Tajwid kode angka (Banten : Kalim, 2000) hal.
516
[8] Jamaludin Mahran dkk, Al-Qur’an bertutur
tentang makanan dan obat- obatan (Yogyakarta: Mitra Pustaka,2006) hal. 35
[9] Hamiem Tohari, Islam Rahmat bagi alam
Semesta: Untaian ceramah Penyejuk hati (Jakarta:Alifia Book, 2005) hal.100
[10]. Jamaludin Mahran dkk, Al-Qur’an bertutur tentang makanan dan obat-
obatan (Yogyakarta: Mitra Pustaka,2006) hal 36
[12] Jamaludin Mahran dkk, Al-Qur’an bertutur tentang
makanan dan obat- obatan (Yogyakarta: Mitra Pustaka,2006) hal 316-317
[13] Dr.jamaluddin
Mahran, Al-Quran Bertutur Tentang Makanan Dan Obat-Obatan,(Yogyakarta:
Mitrapustaka, 2006), Hlm. 146
ASSALAMU'ALAIKUM
BalasHapusMAKALAH YANG ANDA SHARE MEMBANTU SAYA.
SAYA UCAPKAN TERIMAKASIH BANYAK. DAN SEMOGA ANDA SELALU DI DALAM PERLINDUNGAN ALLAH DAN SELALU DITEMPATKAN DI JALAN YANG BENAR OLEH ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA
AAMIIN ALLAHUMMA AAMIIN